Melihat
senyum-senyum orang tua yang mendapat BLSM (Bantuan Langsung Sementara
Masyarakat ) terasa aku kembali melihat senyum nenek ku yang di rumah. Aku jadi kangen banget sama nenek ku. pengalaman ku yang sangat berharga bagiku ketika aku bisa menggandeng orang-orang yang sudah tua itu ke meja untuk cap jempol. 2 hari ini dari hari sabtu tanggal 6 juli dan hari minggu tanggal 7 juli aku bersama teman-teman ku sebut saja tim kantor pos srandakan menangani pembagian BLSM. Mereka sangat senang mendapatkan uang dan kesempatan itupun jarang.aku bisa merasakan gimana semangat orang-orang tua itu untuk sekedar mendapat bantuan walupun uang nya tidak bisa untuk membangun rumah tapi alhamdulillah untuk orang-orang tua itu mampu makan dalam waktu sebulan dengan uang itu.
Masyarakat ) terasa aku kembali melihat senyum nenek ku yang di rumah. Aku jadi kangen banget sama nenek ku. pengalaman ku yang sangat berharga bagiku ketika aku bisa menggandeng orang-orang yang sudah tua itu ke meja untuk cap jempol. 2 hari ini dari hari sabtu tanggal 6 juli dan hari minggu tanggal 7 juli aku bersama teman-teman ku sebut saja tim kantor pos srandakan menangani pembagian BLSM. Mereka sangat senang mendapatkan uang dan kesempatan itupun jarang.aku bisa merasakan gimana semangat orang-orang tua itu untuk sekedar mendapat bantuan walupun uang nya tidak bisa untuk membangun rumah tapi alhamdulillah untuk orang-orang tua itu mampu makan dalam waktu sebulan dengan uang itu.
Senyum
semangat berkobar dari bibir mereka. Dari mereka aku belajar arti kesabaran dan
senyuman. Dari mereka aku bisa tertawa lepas. Dari mereka aku bisa merasakan
hangatnya pelukan seorang nenek. Dari mereka aku belajar bahasa jawa. Walaupun
terkadang aku salah ucap tapi aku dimaklumi dan diajari mana yang bener. Jika
aku diajak bicara pakai bahsa jawa aku hanya bisa senyum. Walaupun mereka juga
senyum karena melihat aku yang kebingungan tapi gak apa-apa aku senang melihat
senyum mereka. Orang-orang yang sudah tua itu mengingatkan jelas sosok seorang
nenek yang sangat sayang sama aku di rumah. Kalau aku memperhatikan mereka aku
begitu senang. Mereka imut-imut, ngegemisan. Kadang ada yang minta foto.
Orang-orang yang sudah tua itu bagai artis.
Tapi
penngalaman ku 2 hari ini begitu meyenangkan banget. Ne ada yang lucu... teman
ku ditanya acara selesai jam berapa pakai bahasa jawa tapi dia kan gak ngerti
jadi dia jawab... pintu masuk disana bu ! hahaahahah kan ibu ketawa sambil
bilang ANEEEEEEEEEEEEEEEEEEH... aku gak bisa bayangkan gimana lucunya ibu itu
sama teman ku. aku sampai nangis ketawa diceritain. Kalau aku sih gak terlalu takut karena
kebetulan aku ditaruh dibagian verifeskasi sama ibu-ibu yang sudah tua-tua
orang jawa pula jadi yah kalau aku gak bisa kan ada mereka. Tapi aku juga
belajar dari teriakan mereka. Kalau mereka teriak itu aku pun ikuti. Kalau
mereka ngomong ini ngomong itu terus aku gak ngerti aku pun tanya. Aku sama
ibu-ibu itu sangat akrab.
Selama
melayani pembagian BLSM aku heran banget deh selalu aja ketemu sama yang
namanya ( tukimin, tukinem, tukiyem,tuginem, waginem, wagiyem,wagimin,
waginim,widodo dan waloyo) aku hafal jelas itu nama . padahal setiap harinya
yang dibagikan itu berdasarkan desa. Aku jadi berpikir masa sih setiap desa itu
harus ada nama itu. Aku heran juga orangtuanya dulu gak tau mau buat nama atau
gimana. Atau mungkin orangtua mereka dulu janjian kalau buat nama anak mereka.
Aduuuuuuuuuuuuuuuuuh kadang aku tertawa sendiri, kadang aku senyum-senyum dan
terkadang aku juga nanyak sama ibu-ibu itu tapi mereka jawabnya itu memang
sudah biasa. Aku berpikir lagi mungkin kalau aku sudah tua nanti nama ku bisa
sedikit keren, ASNA gitu lho. Tapi yah kalau pas ada orangtua yang namanya
diana aja di tertawain di jawa ini, ah aku heran mungkin nama-nama yang tadi
itu paling ngetren kali yah di jawa.
Untuk
dua hari ini aku sudah bisa menguasai beberapa bahasa jawa. Itupun aku belajar
dari teriakan orang. Tapi aku seneng banget bisa belajar. Walaupun pas
nyebutnya aku ditertawain. Tapi dengan begitu aku bisa belajar dari kesalahan.
Yah secara aku sendiri yang orang lombok di bagian verifekasi. Aku sangat
bangga, aku itu teriakannya paling kencang bisa hampir sama dengan microfon
jadi pas ibu-ibu itu gak kedengaran suaranya kan bisa pakai aku,,,,hahahahaha
pengganti microfon. Ah lama-lama suara ku hilang juga. Tapi lumayan lah hemat
listrik. Ah bisa aja sih tapi yah lumayan berkesan lah. jadi mereka lebih cepat
mengenal aku. Sampai saat ini mungkin nama ku sudah dikenal, itu karena aku gak
bisa bahasa jawa dan karena suara ku paling ribuuuuuuuuuuuuuuuut. Ahahahahah senengnya
bisa ketemu mbah-mbah yang ganteng dan mbah-mbah yang ganteng. Sik,,,asik,,,sik
asiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiik dengan
diri mu mbah....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar